Tak Mau Anggaran Jebol Terus, Ini Sistem Subsidi BBM yang Diajukan Chatib

Jakarta - Anggaran subsidi energi termasuk BBM tiap tahun angkanya mencapai ratusan triliun, tahun ini juga demikian, di mana angka subsidi energi mencapai Rp 300 triliun. Pemerintah mengajukan sistem subsidi baru.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, subsidi energi masih tetap menjadi fokus RAPBN 2014. Pemerintah tengah mempersiapkan skema khusus untuk belanja subsidi energi, terutama soal BBM bersubsidi.


"Skema ini, satu saya mesti bilang bahwa kemarin ada pembicaraan bahwa dengan komisi XI kemudian juga dengan Banggar, bahwa disepakati bahwa pemerintah itu mengeksplor mengkaji kemungkinan subsidi tetap," ungkap Chatib kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2013)


Yang dimaksud sistem subsidi tetap BBM adalah, pemerintah memberikan subsidi dengan nilai tetap untuk tiap liter BBM. Misalkan 1 liter diberi subsidi Rp 2.500, nanti apabila harga minyak naik atau turun, subsidi tidak membengkak dan tetap. Sehingga nantinya harga premium atau solar subsidi akan berfluktuasi mengikuti harga minyak internasional.


"Itu misalnya sekarang harga minya di pasar internasional itu sekitar Rp 9.000. Harga domestik Rp 6.500. Selisih Rp 2.500. Per liter itu ditaruh Rp 2.500. Nah saya nggak tahu nanti angkanya berapa apakah ini bisa atau nggak, ini mesti dikaji lagi. Jadi nanti dari sana subsidinya tetap Rp 2.500, jadi misalnya naik Rp 10.000, maka harga subidi tetap Rp 2.500, domestiknya jadi Rp 7.500," paparnya.


Chatib belum dapat memastikan ada penghematan yang cukup signifikan dari skema tersebut. Pemerintah dan DPR mengatakan, menurutnya memiliki waktu pembahasan selama kurang lebih 3 bulan, hingga APBN 2014 disepakati.


Namun terkait dampak inflasi, Chatib menilai skema itu tidak akan berdampak terlalu buruk. Sebab, kenaikan harga minyak internasional tidak akan terjadi setiap hari.


"Nggak akan terlalu banyak, kan harganya naik nggak akan per hari. Di negara lain itu, harganya fluktuasi itu tidak ada masalah inflasi. Ini juga pernah dilakukan pada zaman Presiden Megawati," ujarnya.


Seperti yang diketahui, beberapa asumsi dasar sudah dibahas oleh DPR dan pemerintah. Pembahasan itu bertujuan untuk memberikan pedoman terhadap pemerintah dalam mengajukan RAPBN 2014.


Acuan asumsi makro RAPBN 2014:



  • Pertumbuhan ekonomi 6,4%-6,9%

  • Inflasi 4,5 plus minus 1%

  • Nilai Tukar Rupiah (NTR) Rp 9.600-Rp 9.800 per US$

  • Suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan adalah 4,5%-5,5%

  • Indonesia Crude Price (ICP) US$ 105-US$ 115 per barel.

  • Lifting minyak 860 ribu-900 ribu barel per hari

  • Lifting gas 1.240 ribu-1.250 ribu mmscfd


(dnl/dnl)