Direktur Utama Pertagas Hendra Jaya mengatakan, sebagai langkah awal inisiasi penggunaan LNG untuk traksportasi laut ini, Pertagas bersama Pelni telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), dalam rangka melakukan kajian bersama penggunaan LNG bagi armada kapal milik Pelni. Kerjasama ini untuk membuka kemungkinan penggunaan LNG bagi armada kapal-kapal yang dimiliki BUMN transportasi ini.
"Ini sebuah inisiatif yang strategis bagi Pertagas dan Pelni dalam rangka sinergi BUMN," kata Hendra dalam keterangannya, Kamis (3/4/2014).
LNG merupakan gas cair dan menjadi energi paling pas sebagai pengganti BBM. Selain mudah dalam pengangkutan, LNG membutuhkan ruangan lebih kecil bila dibanding dengan CNG. Oleh sebab itu, LNG sangat cocok untuk ruang kapal yang terbatas.
Berdasarkan data Pelni, saat ini perusahaan nasional ini masih menggunakan BBM subsidi. Secara keseluruhan kebutuhan BBM Pelni untuk armada kapal sebesar 219 Juta kiloliter (KL) dengan main bunkering di Jakarta, Surabaya, dan Makassar, serta supporting bunkering di Balikpapan, Bitung, Kupang, Ambon, Denpasar, dan Semarang.
Kebutuhan BBM tersebut menyerap 65% biaya operasi Pelni dalam setahun. Bila penggunaan BBM tersebut bisa dikonversi dengan LNG, maka Pelni sebagai BUMN yang melayani kebutuhan masyarakat dalam transportasi laut antar pulau di Nusantara ini akan mengalami penghematan. Lalu penghematan itu dapat dimanfaatkan untuk membeli kapal serta peningkatan sarana lainnya.
Untuk menekan biaya BBM, Pelni tertarik mengembangkan penerapan teknologi LNG sebagai bahan bakar secara single maupun dual fuel. Next
(rrd/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
