Di Depan 700 Pengusaha Tionghoa, Dahlan Bicara Soal Ribetnya Birokrasi

M. Rizal - detikfinance


Jakarta - Sore ini Menteri BUMN Dahlan Iskan menghadiri pertemuan komunitas Tionghoa yang dihadiri 700 pengusaha keturunan Tionghoa. Dalam acara tersebut, Dahlan membicarakan soal hambatan birokrasi di Indonesia.

Dahlan mengatakan, dalam 15 tahun ke depan akan ada sekitar 130 juta masyarakat indonesia mengalami kemajuan secara ekonomi. Namun hal itu, tidak akan terjadi bila hambatan utama tidak disingkirkan, yaitu birokrasi yang sangat lamban.


"Penduduk Indonesia sekitar 130 juta akan maju ke depan. Sekarang ini ada 35 juta penduduk miskin, dalam 15 tahun ke depan akan maju. Tapi ada hambatan kenapa Indonesia tidak maju? Pertama Birokrasi. Jadi perlu perombakan birokrasi dalam 15 tahun ke depan," kata Dahlan dalam pertemuan yang dilakukan di Restoran Sun City, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2013).


Dalam pidatonya itu, Dahlan mengatakan, selama ini birokrasi di Indonesia sangat lamban. Padahal untuk menjadi suatu negara dan masyarakat yang maju, dibutuhkan birokrasi dan kebijakan yang cepat. "Selama ini, ada istilah ngapain cepat, kalau masih bisa diperlambat. Padahal ini menghambat kemajuan masyarakat dan pengusaha," jelasnya.


Oleh karena itu, sejak Indonesia mengalami reformasi di era Gus Dur, Megawati, dan SBY diupayakan mereformasi birokrasi tersebut. Hal ini tentunya untuk mempercepat kemajuan masyarakatnya juga.


Dalam pertemuan itu, Dahlan juga meminta adanya sinergi antara para pengusaha swasta, pengusaha keturunan Tionghoa, dengan BUMN. Ia berharap para pengusaha swasta bisa lebih banyak berperan dalam beberapa sektor bisnis yang dikelola BUMN.


Alasannya, di negara maju manapun di dunia, peran pengusaha swasta nasionalnya yang lebih berperan, ketimbang BUMN. Hal ini berbeda dengan Indonesia, yang beberapa sektor bidang strategis dikuasai oleh BUMN.


Dahlan Iskan sendiri menghadiri acara tersebut bersama Ketua Dewan Pengawas Partai Demokrat TB Silalahi atas undangan Koordinator Komunitas Pengusaha Keturunan Tionghoa-Jakarta Johan Lensa.


(zal/dnl)