KAI Impor Kereta Bekas Dari Jepang, Ini Tanggapan Dahlan Iskan

Jakarta - Untuk bisa menampung terus bertambahnya penumpang KRL Jabodetabek, PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mengimpor 180 kereta bekas dari Jepang. Apa tanggapan Menteri BUMN Dahlan Iskan terhadap rencana tersebut?

Menurut Dahlan, tidak masalah apabila KAI mengimpor kereta bekas dari Jepang. Karena BUMN produsen kereta yaitu PT INKA belum siap untuk memproduksi kereta secara massal.


"Tahun ini 180 kereta yang datang, tahun depan 200-an. Impor kereta bekas Jepang nggak apa-apa kan masih bagus. PT INKA sendiri belum siap untuk produksi massal. Misalnya tahun ini harus baru semua, pembuatan dan penyediaan nggak bisa jadi semua. Kita ingin cepat kalau 400 kereta bisa diproduksi INKA tahun ini kita beli," kata Dahlan di dalam KRL non AC dari Stasiun Gondangdia menuju pabrik baterai Nipress di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2013).


Dahlan menyatakan, dirinya meminta INKA untuk lebih siap dan mantap untuk memproduksi kereta secara massal. "Pasti, INKA saat ini baru konsolidasi, jadi saya tidak mau memberikan instruksi terlalu mendesak agar INKA bisa memproduksi dengan mantap dan bisa memproduksi massal," ujar Dahlan.


KAI mempunyai target untuk mengoperasikan 1.400 armada KRL di 2018. Armada ini mampu membawa hingga 1,2 juta penumpang per hari. Sementara saat ini, baru membawa 550.000 penumpang per hari


Alasan KAI lebih suka mendatangkan kereta bekas dari Jepang adalah karena harga yang murah dan kondisi yang laik jalan. Harga kereta bekas ini sekitar Rp 900 juta/gerbong, berikut ongkos antar.


Naiknya jumlah penumpang KRL Jabodetabek membuat impor KRL bekas ini mau tidak mau harus dilakukan. Apalagi KAI punya ambisi menaikkan penumpang hingga 1,2 juta per hari di 2018.


(wij/dnl)