Capaian ekspor CPO melampaui kinerja ekspor komoditi karet, kakao, dan kopi. Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan salah satu alasan besarnya ekspor CPO keluar negeri karena melonjaknya permintaan dari India, China, dan Pakistan.
"Adanya penguatan demand yaitu ke China, India dan Pakistan. China dan India ini sangat memerlukan kebutuhan CPO," ungkap Gita saat berdiskusi dengan media di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2014).
Menurut Gita penguatan permintaan CPO paling tinggi justru terjadi pada Pakistan. Hal itu terjadi sejak diberlakukan Preferential Trade Agreement (PTA) atau perdagangan bebas terbatas antara Indonesia-Pakistan. Dampak kerjasama itu, bea masuk CPO Indonesia di Pakistan dibebaskan.
Selain itu, pasar Pakistan juga menjadi pintu masuk produk CPO Indonesia ke negara Asia Barat.
"Pakistan peningkatan juga terjadi karena adanya PTA yang sudah berjalan dengan baik. Pakistan itu juga mulut untuk negara di belakangannya seperti Iran dan Afganistan," imbuhnya.
Disamping peningkatan ekspor CPO juga tidak terlepas dari regulasi Harga Patokan Ekspor (HPE) yang berpedoman pada harga referensi di bursa komoditi Indonesia.
"Yang mendukung variabel lainnya adalah pemberlakukan HPE yang berkorelasi dengan harga bursa di Indonesia sebesar 60%, 20% Malaysia dan 20% Rotterdam," katanya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
