"Saya baru terima suratnya tadi," ungkap Jero saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1/2013).
Ia menilai kebijakan tersebut merupakan aksi korporasi dari perseroan. Akan tetapi, seperti elpiji yang menyangkut langsung kehidupan masyarakat, harus dikoordinasikan dengan pemerintah.
"Aturannya memang korporasi seperti Pertamax, tapi untuk yang seperti ini gas elpiji merupakan kebutuhan banyak orang, jadi perlu sensitivitas di sana," ujarnya.
Ia mengatakan pada Agustus lalu, Pertamina juga pernah merecanakan hal tersebut. Akan tetapi usulannya ditolak pemerintah. Sebab bertepatan dengan kenaikan harga Baha Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Tahun lalu ada usulanya. Saya bilang jangan, karena baru menaikkan BBM jangan lah menaikkan gas, tahan dulu," sebutnya.
Jero Wacik dan beberapa Menteri lainnya seperti Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Direksi Pertamina menghadiri rapat khusus membahas kenaikan elpiji 12 kg di Bandara Halim Perdanakusuma. Rapat ini langsung dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono.
Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat terbatas yang dipimpin Wapres Boediono pada Sabtu (4/1/2014) kemarin.
(mkl/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
