Bangun Pembangkit Nuklir, Pakistan Dapat Utang Rp 65 Triliun dari China

Islamadad -Pemerintah Pakistan dapat utang US$ 6,5 miliar (Rp 65 triliun) dari China untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir berdaya 2.200 megawatt di Karachi.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengatakan dana bantuan China itu diharapkan bisa menambah pasokan listrik Pakistan yang selama ini sudah kekurangan.


Pinjaman tersebut difasilitasi oleh Exim Bank milik Pemerintah China. Pakistan diberi waktu pengembalian utang selama 20 tahun, seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/1/2014).


Pakistan berencana membangun pembangkit sebesar 2.200 MW itu demi mengatasi krisis listrik di negaranya. Pembangunan pembangkit listrik terbesar di Pakistan ini sudah mulai dilakukan sejak bulan lalu.


Selain memberi bantuan dana, China juga membantu teknis dari pembangunan pembangkit tersebut. Saat ini Pakistan membutuhkan listrik sekitar 4.000 MW.


Karena kekurangan listrik, banyak wilayah yang sering terkena pemadaman bergilir. Warga Pakistan pun mengeluh karena pemadaman tersebut menggangu kegiatan ekonomi setempat.


China tidak hanya akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir saja di Pakistan, tapi juga berbagai proyek energi dan infrastruktur lainnya. Kabarnya, negeri tirai bambu itu siap menggelontorkan dana investasi hingga US$ 18 miliar (Rp 180 triliun) dalam beberapa tahun mendatang.


Beberapa proyek China di Pakistan lainnya adalah pembangkit listrik tenaga air berdaya 969 MW di Kashmir, lalu ada juga pembangkit listrik tenaga uap dan angin di Provinsi Sindh yang digenjot hingga berdaya 6.000 setelah rampung nanti.


(ang/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!