Direktur Eksekutif Departemen Kominikasi BI Tirta Segara mengatakan, BI selaku otoritas moneter akan selalu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, salah satunya melalui intervensi. Tanpa intervensi, rupiah akan melemah terlalu dalam sementara dolar AS kian melambung.
"Kalau nggak intervensi dolar AS akan terus liar, melambung," ujar Tirta saat ditemui di gedung BI, Jakarta, Selasa (17/3/2015).
Selain itu, lanjut Tirta, BI juga akan mengumumkan kebijakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. "Ada upaya dalam waktu dekat untuk memperdalam pasar keuangan," ungkapnya.
"Instrumen berbagai macam, termasuk produk juga nanti akan kita keluarkan. Yang jelas untuk mengembangkan pendalaman pasar keuangan," kata Tirta yang masih enggan membocorkan kebijakan tersebut.
Tirta menyebutkan pada Februari 2015 rata-rata dolar AS adalah Rp 12.757. Melemah 1,38% dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya.
"Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencatat pelemahan, terutama didorong oleh terus berlanjutnya penguatan dolar AS terhadap semua mata uang dunia. Melemahnya mata uang euro seiring dengan quantitative easing yang ditempuh bank sentral Uni Eropa semakin meningkatkan tekanan pelemahan mata uang emerging markets, termasuk Indonesia," jelas Tirta.
BI, lanjut Tirta, terus meningkatkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk intervensi di pasar valas maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
"Kita tetap komitmen jaga stabilitas ekonomi makro, rupiah kita jaga fundamental dan competitiveness-nya. Kita tidak pernah melepas, intervensi setiap saat kalau perlu. Kita tidak membiarkan rupiah terus melemah," tegas Tirta.
(drk/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com