Sektor Pertanian Negatif Jadi Faktor Pertumbuhan Ekonomi RI Merosot

Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar 5,72% atau turun 1,42% dibanding triwulan III-2013. Ini disebabkan oleh konstribusi sektor pertanian yang menurun drastis yaitu minus 22,84%.

"Kontraksi pada triwulan IV-2013 ini disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar minus 22,84% karena siklus musiman," kata Kepala BPS Suryamin pada konferensi di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2014).


Ia menjelaskan pada triwulan III yaitu bulan Juli - September adalah masa dari panen bahan pangan seperti beras. Sementara masuk ke bulan Oktober (triwulan IV), masa tersebut telah habis dan berlanjut ke masa tanam.


"Q3 itu sudah habis masa panen. Masuk ke Q4 yaitu musim tanam. Jadi penyebabnya," ujar Suryamin.


Menurutnya ini terjadi dalam setiap tahunnya. Tidak hanya dari sektor pertanian, namun juga pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pada triwulan I-2014 diharapkan ekonomi dapat kembali tumbuh.


"Itu yang disebut musiman. Rutin setiap tahun. Jadi harusnya Q1 2014 ini pertumbuhan ekonomi tumbuh lagi," sebutnya.


Sementara itu untuk sektor lainnya masih tumbuh. Di antaranya adalah pertambangan dan penggalian tumbuh 1,72%, industri pengolahan 1,72%, listrik gas dan air bersih 6,1%, konstruksi 4,45%, danperdagangan hotel dan restoran 1,44%.


Kemudian ada sektor pengangkutan dan komunikasi 2,36%, keuangan real estate dan jasa perusahaan 0,50% dan jasa-jasa tumbuh 1,62%.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!