Dolar Tembus Rp 13.000, Pemerintah Pede Investasi Rp 519 T Tercapai

Jakarta -Masih kuatnya dolar terhadap rupiah sampai saat ini di level Rp 13.000, diyakini tidak akan berdampak pada investasi yang masuk ke Indonesia. Pemerintah tetap optimis target investasi Rp 519,5 triliun tetap tercapai.

"Investasi ini kan jangka panjang, walau rupiah sekarang Rp 13.000 per dolar AS (Amerika Serikat), investor tidak begitu saja kabur atau tidak jadi investasi," ujar Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis, ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (17/3/2015).


Azhar mengungkapkan, apalagi penguatan dolar AS ini membuat pelemahan mata uang banyak negara, jadi tidak hanya terhadap rupiah saja. Ketika investor asing ingin investasi di negara lain, kondisinya akan sama.


"Mau investasi di Malaysia ringgitnya juga melemah terhadap dolar AS, ke Thailand sama juga. Investor pilih negara yang return-nya lebih baik dan cepat, karena investor harus investasi, uang mereka masa mau disimpan aja," katanya.


Agar investor asing memilih Indonesia untuk investasi kata Azhar, pemerintah memberikan berbagai insentif, di sisi BKPM bagaimana investor dimudahkan dalam pengurusan izin. Saat ini sudah beroperasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM.


"Melihat pelemahan rupiah ini karena masalah global, kami tetap optimis investasi akan jalan terus, dan target investasi Rp 519,5 triliun tetap tercapai," tutupnya.


Seperti diketahui, BKPM tahun ini menargetkan realisasi investasi mencapai Rp 519,5 triliun, yang terdiri dari:



  • Rp 88,4 triliun dari sektor primer, seperti: peternakan, tanaman pangan/perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan.

  • Rp 267,5 triliun dari industri pengolahan bahan mentah, seperti manufacturing, industri padat karya, industri subtitusi impor, industri hilir sektor pertanian, pertambangan, dan olahan.

  • Rp 163,6 triliun dari sektor jasa, konstruksi, infrastruktur, perdagangan, transfortasi, telekomunikasi dan sektor tersier lainnya.


(rrd/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com