Demikian dikemukakan Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/3/2015).
"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Februari 2015 adalah US$ 25,64 miliar. Turun 11,89% dibandingka periode yang sama pada 2014. Sementara ekspor non migas pada periode tersebut adalah US$ 21,67 miliar, juga turun 9,22%," jelas Suryamin.
Berdasarkan negara, ekspor non migas pada Februari 2015 terbesar adalah ke Amerika Serikat (AS). Ekspor non migas Indonesia ke Negeri Paman Sam pada Februari 2015 tercatat US$ 1,19 miliar.
Setelah AS, ekspor non migas terbesar berikutnya adalah ke Jepang (US$ 1,13 miliar), India (US$ 0,96 miliar). Kontribusi 3 negara ini terhadap ekspor non migas pada Februari mencapai 31,53%.
Sementara nilai impor Indonesia pada Februari 2015 adalah US$ 11,55 miliar. Turun 8,42% dibandingkan Januari 2015 dan 16,24% dibandingkan Februari 2014.
Impor migas Indonesia pada Februari 2015 adalah US$ 1,72 miliar, atau turun 18,7% dibandingkan sebulan sebelumnya, dan 50,26% dibanding Februari 2014. Sedangkan impor non migas adalah US$ 9,83 miliar, juga turun 6,34% dibandingkan Januari 2015 dan 16,24% dibandingkan Februari 2015.
Impor non migas terbesar Indonesia pada Februari 2015 berasal dari China dengan nilai US$ 2,51 miliar. Disusul oleh Jepang (US$ 1,26 miliar) dan Thailand (US$ 0,71 miliar).
Lewat kinerja ekspor-impor tersebut, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan US$ 740 juta. Ini melanjutkan surplus yang juga terjadi pada Januari. Selama 2015, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 1,49 miliar.
"Ini yang pertama dalam 5 tahun kita surplus neraca perdagangan pada Februari," ungkap Suryamin.
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com