Singapura Kuasai Bisnis BBM di Selat Malaka, Pertamina Kalah Saing

Jakarta -Jalur pelayaran di Selat Malaka yang terletak di Semenanjung Malaysia dan Sumatera semakin ramai, kapal perdagangan ekspor impor hilir mudik setiap harinya. Salah satu yang menggiurkan dari selat ini adalah bisnis bahan bakar minyak (BBM).

Berdasarkan hitungan PT Pertamina (Persero), nilai penjualan BBM yang dibeli kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Malaka mencapai 48 juta kilo liter (KL)/tahun, atau setara dengan konsumsi BBM subsidi Indonesia di 2014.


Namun sayangnya, Pertamina hanya menikmati 5% pasar BBM di Selat Malaka tersebut.


"Kapal-kapal ekspor impor ini tidak mau beli BBM ke Pertamina. Karena harga BBM yang dijual jauh lebih mahal," ujar Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang kepada detikFinance, Senin (16/3/2015).


Bambang mengatakan, kapal-kapal yang berlayar di Selat Malaka, bahkan berlabuh ke Indonesia, tidak mau membeli BBM-nya di Indonesia, tapi beli di Singapura karena harganya lebih murah.


"Harga BBM di Singapura lebih murah, pertama karena kilang minyaknya modern. Setelah jadi dan dijual, BBM-nya tidak kena pajak seperti di Indonesia, ada PPN 10%, PBBKB (pajak bahan bakar kendaraan bermotor) 5%, iuran BPH Migas, yang membuat harga BBM makin mahal," ucapnya.


Bambang mengungkapkan, pihaknya mulai tahun ini ingin pasar BBM sebanyak 48 juta KL/tahun di Selat Malaka bisa dikuasai, paling tidak 10%.


"Target kami tahun ini bisa 10% kuasai pasar BBM di Selat Malaka, itu saja sudah bagus sekali," tutupnya.


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com