"Thailand penduduknya hanya 67 juta tapi produksi kendaraannya 2,5 juta unit, ekspornya besar. Kita yang penduduknya 250 juta, kelas menengah 70 juta, jauh lebih besar dari Thailand. Masak kita kalah?" tanya Saleh di Istana Negara, Kamis (19/3/2015).
Menurutnya untuk bisa mengekspor mobil ke banyak negara, maka harus bisa menembus pasar Eropa dan Amerika. "Mau nggak mau harus. Di Thailand kan itu bisa produksi masak kita nggak?" tanya Saleh lagi.
Menurut Saleh, dengan pasar yang jauh lebih besar dari Thailand, maka seharusnya Indonesia bisa memproduksi mobil lebih besar.
Selain itu, industri komponen otomotif di dalam negeri harus ditingkatkan. Saat ini komponen lokal mobil yang diproduksi di Indonesia antara 30-80%, misalnya LCGC (Low Cost and Green Car) sudah 30%.
"Saya dengar industri komponen Jepang mau masuk juga, tapi saya bilang jangan sampai mematikan industri kita," katanya.
Di Thailand, industri otomotif mendapat dukungan penuh pemerintah secara regulasi, infrastruktur hingga insentif. Sehingga tak heran, Thailand menjadi raja otomotif di ASEAN, dengan produksi mobil hingga 2,4 juta unit pada 2013 yang 50% diekspor, sedangkan Indonesia hanya 1,2 juta unit yang mayoritas dijual di pasar domestik (100.000-an unit ekspor )
Produksi mobil Thailand pada 2013 mencapai 2,457 juta unit, sebanyak 1,128 juta untuk ekspor dan 1,330 juta untuk domestik. Pasar ekspor mobil Thailand antara lain ke Amerika Tengah dan Selatan, Eropa, Timur Tengah, Osenia, dan Asia.
(hen/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
