3.000 Sapi Potong Australia Siap Datang ke Indonesia Akhir Juli

Jakarta - Pemerintah siap mendatangkan sapi impor siap potong tambahan dari Australia. Sebanyak 3.000 ekor sapi siap potong akan masuk di akhir Juli 2013.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengungkapkan, alokasi sapi impor siap potong sebanyak 3000 ekor adalah bagian dari penambahan alokasi impor di tahun 2013. Penambahan alokasi kuota impor khusus sapi siap potong tertuang dalam Permendag terbaru soal stabilisasi harga daging yang akan dikeluarkan Kementerian Perdagangan dalam waktu dekat.


"Permendagnya tentang stabilisasi harga daging, isinya mengatur tentang pihak-pihak yang dapat melakukan importasi terhadap sapi siap potong. Nomor Permendagnya saya lupa. Tanggal 28 Juli ini akan masuk sapi siap potong antara 3000 ekor," ungkap Bachrul saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, seperti dikutip Jumat (19/7/2013).


Dikatakan Bachrul, pihak-pihak yang dapat mengimpor sapi siap potong antara lain industri pemotongan, feedloter dan rumah potong. Peraturan ini dikeluarkan pemerintah untuk menekan harga daging hingga Rp 76-80 ribu/kg.


"Pihaknya yang dapat mengimpor yaitu industri pemotongan, feedloter (penggemukan) dan rumah potong. Berapa saja yang dibutuhkan bisa didatangkan untuk menekan harga daging hingga Rp 76-80 ribu/kg," imbuhnya.


Selain itu, kebijakan Permendag terbaru juga akan mengatur percepatan impor melalui sistem satu atap perizinan impor daging sapi. Kewenangan terbesar pemenuhan suplai pasokan daging sapi ada di tangan Kementerian Perdagangan.


"Ada perubahan fundamental dari segi perizinan. Rekomendasi izin impor tetap dilakukan oleh Kementan namun kegiatan (impor) di Kemendag. Ini juga berdasarkan keputusan rakor di Menko. Penentuan kebutuhan yaitu Kemendag akan mempunyai porsi yang cukup besar untuk demand site," jelasnya.


Namun Permendag terbaru ini hanya akan berlaku hingga akhir Desember 2013. "Hanya sampai Desember. Ini pendekatan jangka pendek," kata Bachrul.


(wij/ang)