Bos Airbus Sebut Dreamliner Milik Boeing Tak Bisa Diandalkan

Tolouse - Salah satu eksekutif senior Airbus angkat bicara soal pesawat Dreamliner milik rivalnya, Boeing, yang baru saja mengalami insiden kemarin. Apa pendapatnya soal pesawat canggih milik Boeing tersebut?

Menurutnya, pesawat canggih tersebut tidak bisa diandalkan dan terlalu cepat dilempar ke pasar sebelum benar-benar sempurna.


"Sudah jelas pesawat ini (Dreamliner) tidak bisa diandalkan dan sistemnya belum matang pula," kata Direktur Pemasaran Airbus John Leahy di hadapan reporter dalam upacara pengiriman Airbus A330 ke-1.000 ke maskapai asal Hong Kong, Cathay Pacific, seperti dikutip AFP, Sabtu (20/7/2013).


"Bisa saja dipakai untuk terbang terus-terusan tapi nanti biaya perawatannya akan sangat tinggi," kata Leahy mengkomentari masalah-masalah yang sering menimpa Dreamliner.


"Arsitektur pesawat mereka belum matang, dan masih bisa dimatangkan terlebih dahulu. Memang membutuhkan banyak waktu, uang dan penerbangan yang tertunda. Alangkah baiknya mendesain kembali beberapa sistem di kabin," tambahnya.


Seperti diketahui, dua pesawat tersebut Boeing mengalami insiden dalam waktu yang berdekatan. Boeing 777 mengalami mati satu mesin saat mengudara, sementara 787 Dreamliner mengalami masalah pada pompa bahan bakar saat terbang.


Boeing 787 Dreamliner yang baru saja kena masalah adalah milik maskapai Jepang, Japan Airlines. Pesawat ini mengalami masalah pada pompa bahan bakar saat terbang. Akibatnya pesawat tujuan Tokyo, Jepang ini terpaksa terbang kembali ke Boston, AS


Japan Airlines (JAL) sendiri telah mengalami sejumlah masalah dengan pesawat Boeing 787 yang kembali digunakannya setelah sempat dikandangkan selama 4 bulan. Dalam insiden yang terjadi pada Kamis (18/7) waktu setempat ini, pesawat tujuan Tokyo terpaksa kembali ke bandara Boston setelah beberapa jam mengudara.


Pekan lalu, insiden lain menimpa Boeing 787 yang digunakan maskapai Ethiopian Airlines di bandara Heathrow, London, Inggris. Pesawat ini terbakar di landasan, namun untungnya pesawat dalam kondisi kosong saat kejadian.


(ang/ang)