Di Manakah Kota yang Harga Rumahnya Naik Paling Tinggi?

Jakarta - Surabaya, Jawa Timur dan Manado, Sulawesi Utara menjadi kota yang mengalami kenaikan harga rumah (baru) tertinggi di Indonesia pada periode triwulan II-2013 dibandingkan periode sebelumnya (y o y). Masing-masing kenaikan harga rumah mencapai 18,85% dan 16,91%.

Demikian hasil survei Harga Properti Residensial oleh Bank Indonesia (BI) dikutip Senin (19/8/2013)


Misalnya Kota Manado, pada pada periode tersebut harga rumah naik hampir 10% atau 9,7% bila dibandingkan dengan periode 3 bulan sebelumnya (q to q). Kenaikan harga yang paling mencolok terjadi pada rumah kelas menengah yang mencapai 21,78%.


"Kenaikan harga properti di wilayah Manado sejalan dengan meningkatnya perekonomian di daerah tersebut sebagai representasi berkembangnya daerah kawasan Indonesia Timur," jelas survei tersebut.


Sementara itu kenaikan harga rumah di Surabaya dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q) mengalami kenaikan 4,19%, kenaikan tertinggi terjadi pada rumah kelas menengah sebesar 5%.


Sebagai catatan, kenaikan harga rata-rata rumah pada periode triwulan II-2013 hanya 2,19% (q to q). Kenaikan harga rumah bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya rata-rata mencapai 12,11%. Angka ini lebih tinggi dari periode triwulan I-2013 yang hanya mencapai 11%.


"Penyebab utama kenaikan harga rumah berasal dari kenaikan harga bahan bangunan 31,69%, kenaikan bahan bakar 23,18% dan kenaikan upah pekerja 20,16%," jelas survei BI.


Meskipun terjadi lonjakan harga, namun permintaan rumah justru terus naik. Bahkan pada periode tersebut penjualan rumah rata-rata naik 18,08% (q to q). Kenaikan penjualan terutama terjadi pada rumah kelas menengah sebesar 23,47% dan tipe kecil 23,43%.


Bahkan tercatat, lokasi penjualan rumah tipe kecil tertinggi terjadi di Jabodebek sebesar 157,2%, sedangkan untuk rumah tipe menengah penjualan tertinggi terjadi di Manado 89,9%.


"Tingginya permintaan masyarakat terhadap rumah tempat tinggal menjadi pendorong utama kenaikan penjualan," jelas BI.


Survei harga properti residensial (rumah baru) merupakan survei tiga bulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 oleh BI. Dilakukan terhadap sampel kalangan pengembang properti di 12 kota yaitu Medan, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar.


Wilayah Jabodetabek mulai disurvei pada triwulan I-2002, dan pada triwulan I-2004 ditambah kota Pontianak sehingga menjadi 14 kota. Total responden yang disurvei mencakup 45 pengembang utama di Jabodetabek dan Banten dan sekitar 215 pengembang di 13 kantor Bank Indonesia.


Tipe rumah kecil hingga berukuran 36 m2, tipe rumah menengah dari 36 m2 hingga 70 m2 sedangkan rumah tipe besar di atas 70 m2.


(hen/dnl)