Dolar Perkasa di Rp 10.000, Hatta: Semua Mata Uang Melemah

Jakarta - Pemerintah tidak panik dengan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar yang terjadi saat ini. Dolar yang saat ini sudah menembus sekitar Rp 10.200 terjadi karena kondisi ekonomi eksternal atau di luar negeri.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pelemahan mata uang terhadap dolar AS terjadi di banyak negara. Tak hanya rupiah saja yang melemah terhadap dolar AS.


"Pelemahan rupiah bukan milik Indonesia saja, semua mata uang melemah, terkait situasi eksternal quantitatif easing (kebijakan stimulus bank sentral AS). Tidak terlalu panik, rupiah menghadapi nilai fundamental, saya kira harus dijaga dengan baik," kata Hatta saat menggelar open house lebaran di rumah dinasnya, Kompleks Widya Candra, Jakarta, Kamis (8/8/2013).


Pada kesempatan itu, Hatta juga mengomentari soal laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2013 turun di bawah 6% atau menjadi 5,8%.


Menurut Hatta, perlambatan ekonomi dunia sudah mulai nyata berdampak kepada Indonesia. Ada tiga cara penting yang dapat dilakukan dalam waktu singkat untuk memulihkan kondisi ekonomi ini. Pertama menjaga daya belimempertahankan konsumsi masyarakat, dan menjaga inflasi. Kedua mendorong investasi dengan melonggakan aturan birokrasi penanaman modal. Dan ketiga adalah menggenjot penyerapan anggaran tanpa adanya korupsi.


Soal inflasi Juli 2013 yang mencapai 3,9% atau tertinggi sejak krisis moneter 1998, Hatta mengakui, kenaikan harga BBM subsidi memang sangat berpengaruh. Selain itu kebutuhan pokok masyarakat meningkat menjelang lebaran yang menyebabkan harga naik.


"Lalu kita harus kita akui masa panen hortikultura lambat, seperti produksi bawang mundur sehingga membutuhkan impor," ucap Hatta.


(dnl/dnl)