Kondom 'Meong' BUMN Laku di Luar Negeri, Tapi Kalah di Dalam Negeri

Jakarta - Kondom produksi BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yaitu kondom bermerek 'Artika' dan 'Meong' memang cukup digemari di Afrika dan Timur Tengah. Namun di dalam negeri, kondom buatan Bandung ini kalah bersaing dengan produk impor.

Pangsa pasar kondom 'Meong' dan 'Artika' di Indonesia masih di bawah 20%. Pasar kondom di dalam negeri masih dikuasai produk impor.


"Kami kecil, nggak lebih dari 20%. Itu dikuasai produk impor," ucap Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro kepada detikFinance, Rabu (7/8/2013).


RNI merupakan produsen kondom lokal terbesar di Indonesia, namun produknya kurang kompetitif di pasar dalam negeri. Justru kondom merek 'Meong' dan 'Artika' diminati pasar di luar negeri seperti Afrika dan Timur Tengah. Keunggulan kondom buatan RNI karena memiliki tekstur bergerigi dan pilihan rasa.


"Keunggulan selain rasa khas, juga yang sangat disukai konsumen adalah bergerigi," terangnya.


Sebagian besar produksi kondom anak usaha RNI dipasarkan dan dijual untuk memenuhi program Keluarga Berencana (KB) pemerintah, kemudian disusul untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Untuk menggenjot penjualan di dalam negeri, RNI akan melakukan rebranding dan redesigning terhadap tampilan produk kondom.


"BKKBN untuk program KB yang paling dominan yakni 450 ribu gross. Kemudian kita ada ekspor 50 ribu gross. Kita ada kebutuhan lokal 5 ribu-10 ribu gross per bulan. Terbesar tetap dari BKKBN," sebutnya.


(feb/dnl)