Harga Daging di Aceh Tembus Rp 130.000/Kg

Lhoksumawe - Sehari menjelang lebaran, warga Aceh memiliki tradisi unik yang biasa disebut dengan hari meugang, yakni hari yang dirayakan dengan cara memasak dan menyantap daging bersama keluarga. Warga Aceh mengeluh harga daging meugang Idul Fitri kali ini naik tajam hingga Rp 130.000/kg.

Pengamatan detikFinance di sejumlah pasar tradisonal di Lhokseumawe, sejak pagi tadi hingga siang ini, ribuan masyarakat Aceh sudah berbondong-bondong menyerbu pasar-pasar daging yang khusus hari ini tumbuh hampir di semua lokasi. Seperti di pasar Inpres Lhokseumawe, warga memadati meja-meja penjual daging musiman itu.


Salah seorang pedagang daging bernama Irwan mengakui, hari meugang Idul Fitri kali ini harga daging kampung terpaksa dijual Rp 130.000/kg. Sedangkan daging impor Lampung dijual Rp 110 ribu/kg.


"Kenaikan harga tahun ini tergolong harga tertinggi, malah mungkin untuk tingkat di Indonesia harga daging di aceh paling mahal," kata Irwansyah kepada detikFinance di Pasar Inpres, Lhoksumawe, Rabu (7/8/2013).


Menurutnya, naiknya harga daging di pasaran selain karena tingginya permintaan konsumen, harga ini juga dipicu dengan kenaikan harga BBM yang membuat sejumlah harga bahan pokok dipasar cenderung naik.


"Meskipun harga daging sapi kami jual tinggi, warga tetap antusias merebut daging sapi lokal yang kami jual. Kenaikan harga daging ini juga sudah menjadi tradisi setiap hari meugang Puasa, Idul Fitri, Idul Adha serta hari besar Islam lainnya," ujar irwan.


Ia menambahkan, para pedagang daging musiman di pasar ini hanya sedikit yang menjual daging sapi impor. "Kami selalu memotong daging sapi kampung, karena kualitasnya bagus dan sesuai dengan permintaan warga Aceh," pungkasnya.


Kenaikan harga daging yang tajam itu membuat pembeli mengeluh, karena terjadi setiap menjelang hari meugang baik menjelang hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha.


"Sayang bagi warga penghasilan yang rendah, mungkin mereka tidak mampu membeli dengan harga daging yang semahal itu. Jadi seharusnya pemerintah setiap menjelang hari meugang dapat menekan harga daging itu stabil," kata Dedek, salah seorang ibu rumah tangga.


Warga berharap agar pemerintah pusat maupun Aceh dapat serius memecahkan harga daging di Aceh yang setiap hari meugang Idul Fitri dan Idul Adha selalu harganya meningkat.


(dnl/dnl)