"Saya tahu kita pernah memakainya (senjata pemusnah massal), waktu itu kita pakai bom atom di 1945 dan setelah itu kita berjanji untuk tidak memakainya lagi," kata Buffet menjelang tenggat waktu pemerintah menaikkan batas utang untuk menghindari gagal bayar, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (17/10/2013).
Pria dengan julukan Oracle of Omaha ini meminat kedua belah pihak Kongres AS tidak menggunakan batas utang ini sebagai senjata politik. "Masih banyak senjata lain yang bisa digunakan," ujarnya.
Dalam wawancaranya di acara Squawk Box CNBC, komisaris Berkshire Hathaway ini memprediksi para politisi dan pemerintah tidak akan merusak reputasi AS bayar utang tepat pada waktunya selama 237 tahun. Tapi jika AS sampai gagal bayar, maka tindakan tersebut benar-benar sebuah kebodohan, kata dia.
"Kepercayaan utang itu seperti keperawanan, bisa ditahan dalam jangka waktu lama tapi tidak mudah untuk dijaga, jadi tidak bijaksana untuk bermain-main dengan itu," jelasnya.
Pria yang jago bermain ukulele ini mengatakan krisis yang terjadi di Washington jangan sampai membuat investor ketakutan masuk pasar modal. Ia memberi contoh, salah satu anak perusahaannya, Marmon Group, baru saja membeli salah satu perusahaan minuman di Inggris senilai Rp 11 triliun.
"Kami melakukan transaksi itu tidak dengan kondisi bahwa perjanjian akan batal jika AS gagal menaikkan batas utang," katanya.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
