Ketua Umum Organda Eka Sari Lorena mengatakan, dari persentasenya yang hanya 4%, angkutan umum harus mengangkut 50% dari jumlah orang yang ada.
"Operator akan semakin terpuruk dengan adanya mobil murah. Kita tidak begitu bahagia karena yang menderita semua orang. Angkutan umum hanya 4% dari jumlah kendaraan yang ada, sementara harus mengangkut 50% orang yang ada," kata Eka Sari saat acara Ngobrol Bareng Soal Mobil Murah di mal Pacific Place, Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Untuk meningkatkan layanan transportasi umum, Eka Sari mengatakan, pihaknya meminta kepada dana Rp 9 triliun kepada pemerintah. Besaran anggaran itu akan digunakan untuk memperbaiki dan meremajakan sarana transportasi umum yang ada.
"Kita minta Rp 9 triliun untuk revitalisasi, perbaikan-perbaikan, dibanding subsidi BBM Rp 200 triliun, ini kecil. Anggaran itu rinciannya untuk mengadakan angkutan yang besar-besar sama terminal diperbaiki dan rute baru. Ini sudah 2 tahun mengajukan belum ada tanggapan," kata dia.
Menurutnya, dengan perbaikan layanan transportasi umum baik dari wujud kendaraannya maupun infrastruktur yang mendukungnya akan mampu menekan angka kemacetan hingga 20%.
"Ini perlu orang yang paham bagaimana menerapkan transportasi umum yang baik. Kita perlu bus dan terminal yang bagus, ini akan bisa menekan kemacetan 20%," kata Eka Sari.
Hal lain, dia menambahkan, Indonesia perlu menerapkan sistem IT yang baik untuk mengontrol arus transportasi umum.
"Di luar negeri kendaraan umum dikasih sensor, jadi mereka nggak kena BBM mahal dan ada penentuan zonanya. Jadi ada RFID disesuaikan dengan routing system. Jadi bisa diatur jalanan ini untuk kendaraan umum, yang pribadi ditahan jadi orang males untuk pakai kendaraan pribadi. Ini bisa mengurangi kemacetan sampai 20%, di dunia baru ada 2 negara yang sudah sukses menerapkan ini, Singapura dan London," ujar Eka Sari.
(drk/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
