Arwin Rasyid: Ekonomi Indonesia Sudah Ada Titik Terang

Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2013 tercatat surplus. Ini disebabkan oleh penurunan impor minyak dan gas bumi (migas) yang cukup signifikan. Kondisi ini jadi titik terang perbaikan ekonomi Indonesia.

Selain surplus neraca perdagangan yang terjadi, Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, deflasi yang terjadi pada September 2013 juga menjadi titik terang ekonomi Indonesia.


"Sudah ada titik terang yang terjadi pada bulan Agustus. Kita neraca perdagangannya surplus. Kemudian ada deflasi pertama padahal sebelumnya inflasi terus," kata Arwin saat pemaparan outlook economy 2014 di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Kamis (10/10/2013)


Arwin mengakui, banyak pertanyaan yang timbul di kalangan pelaku ekonomi sejak gejolak ekonomi muncul di Indonesia. Dolar AS yang menyentuh Rp 11.500/US$, suku bunga acuan (BI Rate) naik cepat, dan inflasi yang tinggi menjadi indikator munculnya gejolak ekonomi di dalam negeri. Arwin menilai hal tersebut sudah terjawab dengan perkembangan ekonomi terakhir.


"Sudah ada langkah yang dilakukan dari BI, misalnya upaya menaikkan rate dan menekan ekspestasi kenaikan laju inflasi, serta upaya untuk menjaga kestabilan rupiah," ujarnya.


Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga Winang Budoyo menambahkan, fundamental ekonomi masih cukup kuat untuk tahun 2014. Terlihat permintaan domestik dan jumlah kelas menengah yang terus meningkat.


"Fundamental ekonomi kita masih cukup kuat tahun 2014," kata Winang pada kesempatan yang sama.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!