Wamenkeu: Gampang Bikin Rupiah Kuat Tinggal Naikkan Bunga, yang Susah Kurangi Kemiskinan

Jakarta - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan gejolak ekonomi yang terjadi beberapa waktu terakhir, memang sangat mengkhawatirkan. Tapi perhatian pemerintah tak hanya rupiah saja, melainkan ada kemiskinan dan pengangguran.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, bila ingin membuat rupiah menguat terhadap dolar AS mudah. Naikkan saja suku bunga acuan (BI Rate), sehingga dana-dana asing masuk dan rupiah menguat. Namun dampaknya, kemiskinan dan pengangguran sulit dikurangi.


"Untuk menyelesaikan persoalan itu kebijakan moneter itu paling gampang. Naikkan bunga setinggi-tingginya, pengetatan kredit, itu akan membuat pertumbuhan lambat. Itu rupiah akan menguat," kata Bambang saat pemaparan economy outlook 2014 di Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Kamis (10/10/2013)


"Akan tetapi kita itu tidak hidup hanya di pasar keuangan saja. Indonesia masih punya orang miskin 26 juta orang. Terus kita punya pengangguran 6%. Banyak isu pembangunan ekonomi yang harus diselesaikan," ujarnya.


Pemerintah, ujar Bambang, masih berupaya untuk berkonsentrasi menurunkan kemiskinan dan pengangguran. Jika harus merelakan pertumbuhan ekonomi turun, maka akan sulit untuk menyelesaikan dua persoalan tersebut.


"Korbankan pertumbuhan akibatnya kita susah kurangi kemiskinan. Apalagi pengangguran itu akan susah lagi. Maka dari itu kita tetap inginkan pertumbuhan tetap berlanjut," ungkapnya.


Bambang mengatakan, ekonomi ke depan adalah bentuk keseimbangan baru. Pemerintah tidak bisa memberikan prediksi berapa tepat nilai tukar rupiah. Namun, yang dapat dipastikan adalah kestabilan ekonomi.


"Kita harus siap menghadapi keseimbangan baru. Kita tidak harus siapkan forecast untuk mata uang. Tapi kita siapkan untuk keseimbangan baru," kata Bambang.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!