BI: Kita Minum Pil Pahit Sekarang, Demi Badan Sehat di 2014

Jakarta - Langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga 7,25% beberapa waktu lalu memberi dampak buruk. Sektor kredit perbankan diprediksi akan melambat hingga akhir tahun.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, langkah ini layaknya pil pahit yang harus ditelan sekarang. Tujuannya agar perekonomian ke depan dapat kembali stabil.


"Kita minum pil agak pahit sekarang, demi badan agak lebih sehat tahun 2014, yaitu perekonomian stabil," ungkapnya dalam pemaparan economy outlook 2014 di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Kamis (10/10/2013).


Saat menaikkan suku bunga, sektor kredit akan mengalami perlambatan. Tujuannya agar impor barang dapat ditekan dan pertumbuhan ekonomi dapat lebih dikendalikan. Selain itu kenaikan suku bunga juga ikut menahan inflasi.


Mirza mengatakan, kebijakan moneter yang dikeluarkan BI telah membentuk keseimbangan baru ekonomi. Ia berharap ke depan persoalan domestik juga segera terselesaikan.


"BI sudah mengaddress kurs itu di keseimbangan yang baru dengan fundamental yang sekarang. Ini untuk membuat impor turun. Kita berusaha turunkan defisit di bawah 2,5% PDB," sebut Mirza.


Kebijakan tersebut, menurut Mirza juga harus dapat menangkap perbaikan dari ekonomi global. Terutama dari Amerika Serikat (AS), negara kawasan Uni Eropa dan China.


"Biar ekonomi Indonesia bisa menangkap recovery ekonomi di Amerika, Eropa dan China. Sehingga 2014 menangkap peluang dari ekonomi global," pungkasnya.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!