Perlahan Tapi Pasti, China Ingin Runtuhkan Dominasi Dolar

Jakarta - Secara perlahan, China ingin mata uangnya yaitu yuan mengalahkan dominasi dolar AS sebagai mata uang global yang sering digunakan untuk transaksi perdagangan internasional.

Langkah terakhir, China meluncurkan kesepakatan currency swap dengan negara-negara yang menggunakan mata uang euro (euro zone). Lewat kesepakatan ini, perdagangan China dengan negara tersebut tak akan menggunakan dolar lagi, namun langsung dengan yuan.


Kesepakatan antara China dengan negara-negara euro zone akan berlaku hingga nilai maksimum 350 miliar yuan dan 45 miliar euro. Perjanjian ini akan berlaku dalam 3 tahun.


"Dari perspektif euro, kesepakatan swap ini dilakukan untuk penyediaan likuiditas dan menjamin bank-bank di euro zone akan terus memiliki cadangan yuan," demikian pernyataan bank sentral Eropa dikutip dari CNBC, Sabtu (11/10/2013).


Keuntungan dari program ini adalah bisa menjamin kestabilan pasar keuangan, karena bisa mengurangi guncangan akibat pergerakan dolar. Ditambah lagi selama ini perdagangan China dengan Eropa terus meningkat. Eropa memegang 14% dari nilai perdagangan China tahun lalu.


Perjanjian China dengan Eropa ini jadi seri terakhir dari currency swap yang telah dilakukan China dengan sejumlah negara. Dengan Inggris, China juga telah melakukan perjanjian serupa pada Juni 2013 lalu.


Seorang analis bernama Kit Juckes mengatakan, perjanjian China dengan euro zone mengindikasikan naiknya reputasi yuan sebagai mata uang untuk perdagangan global.


"Ini jadi sinyal signifikan, bahwa renminbi (yuan) makin penting, dan meningkat kredibilitasnya. Yuan makin banyak digunakan secara internasional," kata Juckes.


Usaha Bank of China menjadikan yuan mata uang internasional makin terlihat. Bulan lalu, yuan masuk dalam daftar 10 mata uang paling aktif untuk perdagangan internasional, ini merupakan yang pertama kali. Yuan masuk peringkat nomor 9, atau naik 8 peringkat dari 3 tahun lalu.


Banyak perjanjian swap yang dilakukan China dengan bank sentral di Asia dan Eropa, bahkan sampai ke wilayah Amerika.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!