Ekonomi Indonesia Lebih Stabil Pasca Pemilu

Jakarta -Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kondisi perbankan di Indonesia usai Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif maupun presiden umumnya membaik. Kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang kuat menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Demikian disampaikan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi Gunadi Sadikin saat acara Halal bi Halal dan Workshop antara SRO dengan Anggota Bursa, Bank Kustodian dan Emiten dengan tema "Economic Outlook Pasca Pemilu 2014," di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (18/8/2014).


"IHSG sebelum dan sesudah pemilu umumnya membaik. Pengamatan kami 6 bulan setelah pemilu selalu membaik, capital market mesem-mesem, kalau buat perbankan tidak terlalu terasa efek pemilu," ujar dia.


Menurutnya, kondisi perekonomian Indonesia saat ini lebih stabil dibanding saat pemilu sebelumnya yang juga dibarengi krisis ekonomi.


Budi menyebutkan, meskipun Indonesia beberapa kali mengalami hantaman krisis ekonomi, namun hingga saat ini ekonomi Indonesia tetap tumbuh.


"Negara kita unfortunately sering volatilitas tinggi. Tapi tidak ada negara sering krisis seperti kita kemudian bisa survive," jelas dia.


Lebih jauh Budi menjelaskan, kondisi perekonomian 2013 lalu yang dianggap krisis tercermin dari pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang merosot, namun kondisi ini tidak sampai membuat Indonesia terpuruk.


"Ada data krisis 2002, 2005, 2008, 2009, nah di 2013 semua indikator jauh lebih baik. Mulai dari rupiah 2008 di atas Rp 13.000, sekarang masih lebih baik, inflasi juga, kemudian krisis 2008 ada 2 bank jatuh, 2013 nggak ada bank jatuh. Setelah pemilu umumnya bagus apalagi capital market," jelas Budi.


(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!