"Parpol biasanya mengambil isu utang untuk jadi barang dagangannya. Ini yang bikin kerepotan," ujar Direktur Strategis dan Portfolio Utang Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Schneider Siahaan pada seminar nasional surat utang, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (25/11/2013).
Akibatnya, kondisi ini dapat membuat ketakutan oleh para investor. Sebab, kebijakan utang yang ada saat ini terancam akan dihapuskan oleh pemerintahan yang baru. Tentunya secara ekonnomi hal ini akan menimbulkan gejolak.
"Iya biasanya kan ngejelek-jelekin utang mulu. Ya investor kan bisa ketakutan," ungkapnya.
Schneider menjelaskan, keberadaan utang adalah untuk pembiayaan pembangunan. Utang masih dibutuhkan, mengingat penerimaan negara tidak cukup untuk membiayai belanja dalam APBN. Sementara banyak sektor yang harus dibiayai.
Seperti pendidikan yang masih banyak gedung sekolah yang belum terbangun, pembayaran gaji guru, dan sebagainya. Kemudian pembangunan pembangkit listrik untuk daerah-daerah tertinggal.
"Jadi logikanya begitu. Kalau perlu kita pinjam, tapi gunakan yang produktif," sebutnya.Next
(mkl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
