Utang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta RI Rp 2.600 T, Amankah?

Jakarta -Hingga September 2013, jumlah utang luar negeri pemerintah dan swasta di Indonesia mencapai US$ 259,9 miliar atau sekitar Rp 2.600 triliun. Apakah jumlah ini aman di tengah penguatan dolar terhadap rupiah saat ini?

Direktur Eksekutif Departemen Statistik dan Moneter Bank Indonesia (BI) Hendy Sulistyowati mengatakan, utang ini masih cukup aman karena mayoritas adalah utang jangka panjang.


Dari jumlah total utang luar negeri itu, menurut data BI, sebesar US$ 123,2 miliar adalah milik pemerintah, yang naik 2,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Hendy, kenaikan utang luar negeri ini lebih lambat dibanding rata-rata di Januari hingga Agustus 2013 yang sebesar 4,4%.


"Kalau kita bagi utang pemerintah itu total ya 94,3% adalah utang jangka panjang jadi pemerintah sangat sedikit sekali utang jangka pendeknya kebanyakan utang jangka panjang, dari sisi aman ya aman,” kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik dan Moneter BI Hendy Sulistyowati saat acara konferensi persnya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11/2013).


Lalu sisanya sebesar US$ 136,7 miliar atau tumbuh 11,1% adalah utang swasta. Pertumbuhan ini lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan di Januari hingga Agustus 2013 yang mencapai 13,4%.


"Jadi kesimpulannya baik utang swasta maupun publik melambat," ujar Hendy.


Rencana pembayaran utang luar negeri swasta dari Oktober sampai Desember 2013 adalah US$ 18,9 miliar, yang sudah dibayarkan sampai November sekitar US$ 10 miliar, sehingga yang utang jatuh tempo di Desember tersisa US$ 10 miliar.


Dari sisa utang jatuh tempo tersebut, sebesar US$ 5,9 miliar adalah utang non bank dan sisanya utang bank.


(drk/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!