Adhi Karya Bingung Tiangnya Rp 190 Miliar Belum Dibayar Jakarta Monorail

Jakarta -Proyek monorel Jakarta kembali dibangun oleh PT Jakarta Monorail selaku pemenang tender. Namun tiang-tiang monorel milik PT Adhi Karya Tbk sampai saat ini belum juga dibayar.

Lama menunggu jawaban dari Jakarta Monorail, Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengaku sabat dan menunggu niat baik Jakarta Monorail.


"Kita mengerti kok mereka itu bisnis. Kita menunggu saja mereka," kata Kiswodarmawan saat berdiskusi dengan media di Kantor Pusat Adhi Karya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2013).


Harga tiang-tiang monorel Adhi Karya di Kuningan yang terbengkalai tersebut memang masih beragam. Dari hasil perhitungan auditor publik yang ditunjuk Adhi Karya, harga tiang-tiang itu adalah Rp 193 miliar. Sementara hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), harga tiang-tiang itu adalah Rp 130 miliar. Adhi Karya mengambil jalan tengah di harga Rp 190 miliar.


"Kami kaji angka itu dan kita masih negosiasi. Dia (Jakarta Monorail) minta waktu ketemu founding (Ortus Holdings) dulu. Angka BPKP itu kan membayar piutang Rp 136 miliar, kemarin kita evaluasi harganya Rp 190 miliar. Tetapi kita mau angka bottom (batas bawah) dan up (batas atas) itu ada di sana (Rp 190 miliar)," imbuh Kiswo.


Ia belum mengetahui detil kapan pembayaran tiang ini dapat dilakukan Jakarta Monorail. Namun disinyalir, pembayaraan baru akan dilakukan setelah keluarnya kesepakatan antara Adhi Karya dan Ortus Holdings.


"Belum dibayar sampai sekarang, tanya mereka kenapa belum dibayar," cetusnya.


Seperti diketahui, investasi monorel lingkar Jakarta adalah mencapai Rp 16 triliun. Nilai investasi itu meliputi pembangunan jalur, pembelian kereta, stasiun, pembangunan pabrik kereta monorel, dan lain sebagainya. Monorel memiliki dua jalur yaitu green line dan blue line yang memiliki panjang lintasan 30 km dan 30 stasiun.


Pada green line merupakan jalur melingkar. Blue line jalur yang menghubungkan antara Kampung Melayu–Taman Anggrek. Monorel ini nantinya akan terintegrasi dengan sejumlah moda transportasi massal lain, seperti bus Transjakarta, MRT, KRL, dan angkutan umum.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!