Indonesia Belum Punya Uang Untuk Bangun Kilang Minyak Baru

Jakarta -Pemerintah menyatakan belum memiliki anggaran untuk bisa membangun kilang minyak baru, guna mengurangi impoor BBM. Anggaran pembangunan kilang yang sempat dilontarkan selama ini baru sebatas wacana.

Pembangunan kilang minyak baru sangat penting guna menahan laju importasi BBM yang besar di dalam negeri, dan membuat neraca perdagangan defisit. Akhirnya, nilai tukar rupiah tertekan, sebab kebutuhan dolar untuk mengimpor BBM tinggi.


"Belum ada, belum ada, baru rencana saja, duitnya belum ada masih jauh," kata Askolani saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (28/11/2013).


Namun menurutnya, pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar Rp 250 miliar dari APBN 2013 untuk membiayai studi kelayakan (feasibility study) pembangunan kilang.


"Tahun 2013 juga belum ada. Yang ada itu dana untuk studinya tetapi untuk perencanaannya belum ada," cetusnya.


Sebenarnya ada dua investor asing yang berminat membangun kilang minyak baru di Indonesia. Namun keinginan investor itu untuk mendapatkan insentif pajak belum direstui pemerintah.


Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, keberadaan kilang minyak baru sangat penting di tengah kondisi ketergantungan impor minyak yang tinggi. Apalag kondisi rupiah yang terpuruk terhadap dolar, membuat impor minyak makin mahal.


"Kita itu harusnya sudah bangun kilang, kalau tidak maka Indonesia akan terus impor minyak," ujar Jero ditemui di acara 4th ASEAN Ministerial Meeting on Minerals (AMMIN) and Associated Meetings di Nusa Dua, Bali, Kamis (28/11/2013).


Namun yang terjadi saat ini, tidak ada satupun kilang minyak baru yang mulai dibangun. Menurut Jero, kondisi ini terjadi karena pemerintah terlalu banyak berdebat.


"Saya sudah setujui, kenapa sekarang mandek, tanyalah Pak Menkeu (Menteri Keuangan Chatib Basri) di mana macetnya? Kalau saya ditanya kapan bangunnya ya kemarin sudah bikin, mau itu dananya dari APBN, mau swasta yang penting cepat bikin, terlalu banyak berdebat kita ini," tegas Jero.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!