Kiwoom Securities: Rupiah Belum Perbaiki Sentimen

Jakarta -Masih turunnya Rupiah serta relatif melemahnya pasar regional belum dapat memperbaiki sentimen. IHSG menutup perdagangan melemah setelah gagal untuk menguat kemarin. Namun, adanya minat beli asing kemungkinan dapat membatasi peluang negatif. Sehingga, kami memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung untuk mixed pada akhir bulan ini.

ASII – Kerjasama dengan Tata Power

PT Astra International (ASII) melalui anak usahanya, PT Astratel Nusantara, bekerjasama dengan Tata Power Co Ltd, perusahaan listrik terbesar di India. Astra bersama Tata telah membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan porsi saham masing-masing sebesar 50%. Perusahaan tersebut akan mengikuti tender pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN berkapasitas 2x100 MW. Astra bekerjsasama dengan Tata Power karena saat ini Astra belum memiliki keahlian dalam bidang listrik dan sesuai rencana Astra akan membiayai 30% dari total investasi. Sisanya 70% berasal dari pinjaman bank. Bisnis pembangkit listrik merupakan salah satu strategi perseroan di bidang infrastruktur.


BRMS – Kaji refinancing utang

PT Bumi Resources Minerals (BRMS) tengah mengkaji rencana refinancing utang senilai US$ 460 Juta yang jatuh tempo pada 19 Desember 2013. Posisi kas per 30 September 2013 hanya sebesar US$ 6.54 Juta, dimana saat ini BRMS mengalami arus kas negative akibat banyaknya kegiatan eksplorasi. BRMS juga tengah mengkaji rencana penjualan seluruh kepemilikan saham pada Tamagot Bumi S.A. di Mauritania (Afrika Barat). Melalui Sahara Resources Pte. Ltd., BRMS tercatat memiliki 89.5% saham Tamagot, dimana total aset Tamagot pada akhir tahun lalu tercatat sebesar US$ 15.96 Juta.


INTP – Rencana pembangunan pabrik semen

PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) tengah mengkaji rencana pembangunan dua unit pabrik baru, dimana satu unit akan dibangun di Pulau Jawa dan satu unit lainnya di luar Pulau Jawa. Kebutuhan dana investasi pembangunan satu unit pabrik sekitar Rp 5-7.5 Triliun dengan kapasitas produksi 2-2.5 juta ton per tahun. Saat ini INTP tengah melakukan analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), dimana perusahaan akan mulai membangun pabrik tahun depan.


WIKA – Target kontrak baru 2014

PT Wijaya Karya (WIKA) menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 20% menjadi Rp 24 Triliun pada 2014 dibandingkan target tahun ini senilai Rp 20 Triliun. Sedangkan realisasi kontrak baru hingga akhir November 2013 telah mencapai Rp 15.2 Triliun. Manajemen WIKA optimis merealisasikan kontrak baru senilai Rp 20 Triliun meskipun perolehan hingga November 2013 baru mencapai 76%. Untuk mendukung rencana ekspansi di tahun 2014, WIKA menyiapkan belanja modal sebesar Rp 480 Miliar. Belanja modal akan digunakan untuk mengerjakan konstruksi Pelabuhan Belawan di Medan milik PT Pelabuhan Indonesia, akuisisi PT Sarana Karya, Untuk modal anak usaha, PT Wika Beton untuk membangun pabrik baru di Lampung dan PT Wika Realty.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!