Kesemsem Batu Perhiasan Surga

Jakarta -

David Acris tak pernah lupa masa-masa puluhan tahun yang lalu itu. Sepulang sekolah, David mengganti seragam putih biru dengan pakaian yang biasa dikenakannya menggosok batu. Bukan batu biasa, melainkan batu berharga.


Aktivitas yang dilakukannya di Tanjung Karang, Lampung, itu, kata David, adalah hobi. Lelaki yang kini berusia 40 tahun itu bilang, menggosok batu mulia sampai mulus adalah kesenangannya.


“Orang tua saya pakai cincin, kawan saya pakai cincin, jadi saya lihat cincin itu bagus, antik. Jadi saya belajar gosok batu,” kata David, di Jakarta kemarin. Tapi kesenangan sudah jadi sumber fulus.


David kini dikenal sebagai pebisnis batu mulia yang membuka sebuah toko yang terbilang besar di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Sebelumnya dia membuka toko pertama di Lampung pada 1999.


Batu mulia tak hanya bernilai bisnis bagi seorang David. Sudah ribuan tahun manusia kesemsem pada batu-batu mulia seperti berlian, rubi, jamrud, opal, safir, dan sebagainya.


Bahkan batu-batu mulia itu tercatat jejaknya dalam kitab suci seperti Alkitab dan Al Quran. Umumnya digambarkan sebagai perhiasan surgawi yang sangat indah.


Batu mulia pun melekat dalam berbagai budaya. Di Yunani kuno dipercaya bahwa seseorang yang minum minuman keras dari gelas berbahan amethyst bisa tetap sadar. Sementara Kaisar Nero dari Romawi menonton pertandingan gladiator melalui lensa berbahan emerald agar tidak sakit mata.Next


(hds/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!