Revlon mengatakan dalam keterangan tertulisnya yang dikutip AFP, Senin (1/1/2014), bisnisnya di China itu menyumbang dua persen dari total omzet perusahaan yang tahun lalu mencapai US$ 1,4 miliar (Rp 14 triliun). Dengan rencana penutupan ini maka Revlon diperkirakan bisa menghemat hingga US$ 11 juta (Rp 110 miliar) per tahun.
Imbas dari penutupan ini adalah PHK 1.100 karyawan di China, termasuk di dalamnya 940 konsultan kecantikan yang direkrut melalui pihak ketiga.
Revlon akan kena pajak US$ 22 juta atas restrukturisasi yang akan dilakukan ini. Revlon selama ini memproduksi aneka kosmetik dengan merek Gatineau, Mitchum dan Ultima II.
Pada penutupan perdagangan akhir tahun ini, saham Revlon naik 0,2% ke level US$ 24,60. Kabar PHK tersebut menjadi sentimen yang positif karena memberi kesempatan bagi perusahaan untuk berhemat.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
