Berdasarkan reuters, Sabtu (13/12/2014), Indeks Dow Jones jatuh 315,51 poin (1,79%) ke level 17.280,83, Indeks S&P 500 kehilangan 33 poin (1,62%) ke level 2.002,33 dan Indeks Komposit Nasdaq anjlok 54,57 (1,16%) ke level 4.653,60.
Padahal sehari sebelumnya, Wall Street sempat berhasil rebound berkat data ritel yang menunjukkan penguatan di ekonomi Amerika Serikat (AS), setelah mengalami koreksi selama tiga hari.
Indeks S&P 500 sempat mencapai rekor tertinggi pada pekan lalu, namun pada pekan ini turun 3,5% setelah selama 7 pekan terus naik.
Saham-saham sektor energi anjlok 2,2% pada hari ini atau sudah turun 16,5% pada tahun ini karena kinerja buruk dari 10 sektor di indeks S&P 500. Misalnya Exxon Mobil dan Chevron terpukul karena melemahnya harga minyak jatuh ke bawah US$ 58 per barel atau ke titik terendah lima tahun, karena penurunan permintaan energi di dunia.
"Sektor energi daftar teratas yang mengalami kehancuran," kata Direktur Divisi NYSE di O'Neil Securities Kenny Polcari.
Kondisi ini juga ditambah dengan adanya sintemen soal data-data ekonomi Tiongkok yang melemah pada November. Sentimen harga minyak dan melemahnya data ekonomi Tiongkok, dan data konsumen AS yang positif menjadi sentimen di bursa Wall Street.
(hen/hen)
