Mangkrak 2 Tahun, Proyek Pabrik Gula Terbesar di RI Masih Lapangan Kosong

Banyuwangi -Pembangunan pabrik gula Glenmore di Banyuwangi, Jawa Timur sudah 2 tahun lalu dimulai (12/12/2012), namun kini progres konstruksinya sangat minim. Persoalan keuangan membuat rencana pabrik gula yang digadang-gadang sebagai pabrik gula terbesar di Indonesia ini belum bisa beroperasi sesuai target pada Juni 2015.

Pabrik Glenmore digarap oleh PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) yang merupakan anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII (Persero). Rencananya pabrik ini berdiri di lahan seluas 102,4 hektar di kawasan kebun Kelirejo PTPN XII Sidodadi, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore,


Pantauan detikFinance di lokasi proyek, nampak rencana lokasi pabrik masih terlihat seperti lapangan kosong. Hanya ada pagar batas wilayah, drainase dan beberapa lokasi yang terlihat konstruksi beton dalam jumlah minim.


Direktur Utama PT IGG Ade Prasetyo tak menampik persoalan keuangan yang menjadi kendala terhentinya proyek. Hingga kini pihaknya masih melengkapi beberapa syarat administrasi yang belum kelar terkait kucuran kredit.


"Rencana kucuran dana diupayakan Januari 2015 keluar, hanya ada beberapa syarat administrasi yang kini harus dilengkapi. Kami berharap bisa manfaatkan peluang saat musim giling tahun 2016. Agar PT IGG bisa ikut andil dalam upaya swasembada gula sesuai program pemerintah. Kita juga siap bersaing dengan gula impor," imbuhnya kepada detikFinance, Jumat (12/12/2014)


Tujuan pembentukan PT IGG untuk membangun dan mengoperasikan pabrik gula terpadu dengan produk utama gula putih premium. Sementara, produk turunannya antara lain bio-ethanol, bio-fertilizer, pakan ternak, dan adanya ekses power diharapkan bisa menjadikan pabrik ini zero limbah dan menambah efisiensi waktu, mutu, tenaga kerja, dan akurasi.


Pabrik ini dirancang beroperasi dengan kapasitas giling 6.000 TTH (Ton Tebu per Hari) dan bisa ditingkatkan menjadi 8.000 TTH, dengan rendemen rata-rata 8,5%-9%. PT IGG membutuhkan investasi sebesar Rp 1,5 triliun.


Sementara itu, Manajer Konstruksi PT Rekayasa Industri (Rekind) Dudi Gunardi menyatakan bila peralatan mesin pabrik yang dipesan dari Afrika Selatan, Jepang, Jerman dan Thailand sudah siap hingga 80%. Namun peralatan itu belum bisa dibawa ke Banyuwangi karena proses pengerjaan penyimpanaan seperti pondasi dan gedung belum mendukung.


"Hingga kini PT Rekind sudah lakukan komitmen biaya sebesar Rp 400 miliar untuk engineering, performance dan construction. Dan dari PT IGG baru beri uang muka sekitar Rp 70 miliar. Masih dibutuhkan triliunan rupiah untuk selesaikan ini," kata Dudi.


Pada era Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah mengatakan pabrik Glenmore bakal menjadi pabrik terbesar di Indonesia. "Ini pabrik akan jadi pabrik gula besar di Indonesia, investasinya mencapai Rp 1,5 triliun," kata Dahlan beberapa waktu lalu.


(hen/hen)