Pengusaha Minta Impor 600 Ribu Ton Raw Sugar, Petani: Menambah Penderitaan Kami

Jakarta -Petani tebu rakyat mengeluhkan permintaan dunia usaha kepada pemerintah untuk mengimpor 600.000 ton gula mentah (raw sugar). Kalangan petani menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melindungi petani tebu dengan tidak mengimpor lagi.

Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Nur Khabsyin menuturkan, sebaiknya pemerintah melakukan moratorium izin impor. Pasalnya, saat ini gula produksi petani lokal dihimpit oleh gula impor.


"Tentang rencana izin impor raw sugar untuk rafinasi, maka petani menolak. Harus moratorium dulu sampai gula habis di pasar," tutur Nur kepada detikFinance, Minggu (14/12/2014).


Nur mengatakan, saat ini masih banyak gula rafinasi yang merembes ke pasar umum dengan harga yang lebih murah sehingga gula petani kalah saing. Gula-gula rafinasi tersebut adalah hasil proses gula mentah yang diimpor oleh para pengusaha, terutama industri makanan-minuman.


"Dengan adanya impor raw sugar 600.000 ton untuk rafinasi itu akan menambah stok gula yang akan merembes di pasar konsumsi. Sehingga menyebabkan harga gula petani terdorong turun," tegasnya.


"Akibatnya gula tani semakin tidak laku. Kebijakan itu akan menambah penderitaan petani," imbuh Nur.


Itu sebabnya, lanjut Nur, pihaknya sangat menolak rencana pemerintah tersebut. "Kita tagih komitmen Presiden Jokowi yang akan menyetop impor. Saat kampanye janjinya tidak akan impor," tuturnya.


Sebagai informasi, pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) meminta izin untuk mengimpor sekitar 600.000 ton gula rafinasi kepada pemerintah. Impor ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Januari-Maret 2015.


(zul/hds)