Jokowi Punya Revolusi Mental, Bank Mandiri Dorong Revolusi Dompet

Bukittinggi -PT Bank Mandiri Tbk mendorong masyarakat makin sering gunakan transaksi non tunai. Jika Presiden Joko Widodo mengusulkan revolusi mental maka bank pelat merah ini mendorong agar masyarakat mulai beralih memakai transaksi tanpa harus memakai atau menggunakan uang tunai dalam jumlah besar.

"Kalau Jokowi ada revolusi mental, kita mau revolusi dompet. Kenapa cash? Itu cash bisa di-convert ke mobile money. Itu idealisme kita. Di samping ada idealisme, ada sisi bisnis juga," kata VP Electronic Banking Bank Mandiri Budi Hartono saat acara media training di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (12/12/2014).


Budi menilai pembuatan hingga pengelolaan uang tunai atau kartal dinilai tidak efisien dibanding teknologi atau peralatan pendukung transaksi non tunai untuk melakukan berbagai pembayaran. Alhasil transaksi memakai non tunai perlu didorong.


"Pengunaan uang cash mahal. Perbankan nggak bisa catat transaksi. Bikin uang cash mahal, hitungnya mahal, bawanya mahal, hancurin mahal. Ini dilema pakai uang cash," ujarnya.


Meski baik, ada kelemahan sistem pembayaran non tunai di Indonesia ada beberapa sebab. Pertama ialah proses edukasi atau sosialisasi yang terbilang baru. Kedua ialah infrastruktur perbankan RI untuk menciptakan lingkungan transaksi non tunai belum optimal.


"Banyak yang nggak pernah masuk sistem perbankan. Kedua baru mulai edukasi dan nggak ada yang siapkan infrastruktur," jelasnya.


Guna mendorong pertumbuhan transaksi non tunai, pemerintah bersama industri perbankan perlu membangun ekosistem untuk transaksi non tunai. Artinya teknologi hingga masyarakat di level bawah sudah siap untuk bertransaksi memakai non tunai.


"Ekosistem seperti warung, pasar, bayar sekolah pakai uang elektronik. Bank perlu bangun ekosistem. Itu step pertama agar cash less. Step kedua ialah edukasi mereka untuk menabung. Kita ajarkan mereka biasa nabung," ujarnya.


(feb/ang)