Saat 'Banjir' Gula Impor, Produsen Rafinasi Ngaku 5 Pabrik Setop Produksi

Jakarta -Pihak Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mengungkapkan ada 5 pabrik gula rafinasi yang setop produksi sementara karena kekurangan pasokan bahan baku gula mentah (raw sugar). Di sisi lain, para pabrikan gula berbasis tebu atau eks tebu petani lokal justru kesulitan menjual gulanya karena ada dugaan rembesan gula impor hasil olahan pabrik anggota AGRI.

Ketua Umum AGRI Wisnu Hendraningrat menuturkan dari 11 perusahaan yang merupakan anggota AGRI, sebanyak 5 pabrik menghentikan produksi, menunggu pasokan bahan baku kembali normal.


"Ada 4 yang tutup. Lalu ditambah ‎minggu ini 1 lagi, jadi total ada 5 yang tutup," kata Wisnu saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/12/2014).


Ia menuturkan dampak berhentinya produksi dari perusahaan tersebut, karyawan yang bekerja di pabrik itu terpaksa harus dirumahkan sementara. Saat ini, rata-rata karyawan yang bekerja di 1 pabrik gula rafinasi berjumlah 300 orang.


"Jadi ada sekitar 1.500 orang," tuturnya.


Wisnu meminta pemerintah segera mengeluarkan izin impor bahan baku berupa gula mentah untuk tahun depan‎. Kebutuhannya untuk awal tahun depan (Januari-Maret) sebanyak 620.000 ton raw sugar untuk memasok kebutuhan gula rafinasi bagi industri makanan dan minuman.


"Kalau tidak segera dikeluarkan dalam waktu dekat ini, bukan hanya cuma pabrik-pabrik rafinasi saja yang tutup. Tapi juga pasokan terhadap industri makanan minuman juga bakal terputus," tuturnya.


Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan mengatakan perhitungan sementara Kemendag, total kebutuhan raw sugar tahun ini sama seperti tahun lalu sebesar 2,8 juta ton. Pada awal tahun ini sempat ada kuota sebanyak 3,1-3,2 juta ton, tahun depan diperkirakan mencapai 3,2 juta ton.


"Total 1 tahun 2,8 juta ton raw sugar 2015 setara raw sugar. Kita juga punya perhitungan. Sama dengan tahun lalu," jelas Partogi.


(zul/hen)