Belum Terapkan Bioteknologi, Produksi Jagung Indonesia Kalah dari Filipina

Jakarta -Produksi jagung Indonesia masih kalah dengan Filipina. Indonesia yang memiliki kontur lahan dan musim lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga itu, ternyata masih mengimpor jagung untuk pakan ternak.

"Filipina dulu pengimpor jagung. Sejak dua tahun lalu, Filipina sudah mengekspor jagung. Padahal tanah di Filipina tak sesubur di Indonesia." ujar Herry Kristanto, Corporate Engagement Lead Monsanto Indonesia di sela acara penyerahan bantuan enam traktor tangan ke kelompok tani, serta CSR lainnya senilai Rp 7,5 miliar di Desa Bendung dan Mojorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Rabu (18/3/2015).


Herry mengatakan, Monsanto sebagai perusahaan global penyedia produk pertanian, mendukung program pemerintahan Jokowi tentang swasembada pangan.


"Swasembada jagung bukan sesuatu mustahil, apabila ada beberapa hal yang terpenuhi," tuturnya.


Hal yang harus dilakukan untuk mencapai swasembada jagung, perlu percepatan pola tanam dari konvensional dengan hybrida. Katanya, di Indonesia ada 4 juta hektar lahan untuk tanaman jagung. Dari jumlah tersebut, sekitar 2 juta petani masih menggunakan cara lama.


"Impor jagung tahun lalu mencapai sekitar 3,5 juta ton. Kalau bisa dikonversi seluruhnya ke hybrida, sudah nggak usah impor. Swasembada bisa tercapai," ujarnya sambil menambahkan, ketika sudah beralih ke hybrida, maka 1 hektar bisa menghasilkan 6 ton (ada penambahan sekitar 4 ton dibandingkan dengan konvensional).


Lahan untuk tanaman jagung di Indonesia tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumbawa.Next


(roi/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com