Ndiame Diop, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, mengatakan kenaikan suku bunga dibutuhkan bagi AS. Pasalnya, sekarang ekonomi Negeri Paman Sam terus membaik setelah dihantam resesi pada 2008.
"(Kenaikan suku bunga) sangat penting karena hampir 6 tahun suku bunga di AS dekat dengan angka 0%. Saat ini, ekonomi AS kuat," kata Diop di Energy Building, Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Bila suku bunga terus rendah sementara ekonominya membaik, lanjut Diop, AS bisa terjangkit over heating. Oleh karena itu, ekonomi yang bergerak cepat perlu direm sedikit yang salah satu caranya dengan kenaikan suku bunga
"Saat defisit transaksi berjalan di AS naik, kami memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunganya," ujar Diop.
The Fed sendiri akan mengadakan pertemuan untuk membahas arah kebijakan moneter ke depan. Pelaku pasar sangat menantikan pertemuan ini, dengan harapan bisa memperoleh gambaran lebih jelas soal kenaikan suku bunga.
Gubernur The Fed Janet Yellen setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan lalu tidak menyebutkan secara jelas soal kenaikan suku bunga. Tetapi pelaku pasar punya interpretasi sendiri.
"Hasil kajian FOMC menyatakan perlu bersabar untuk memulai normalisasi kebijakan. Artinya, komite menilai belum ada jaminan bahwa ekonomi akan terus membaik," sebut Yellen saat itu.
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com