Ekspor Perhiasan RI Turun Gara-gara Demam Batu Akik di Dalam Negeri?

Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan terbesar untuk ekspor non migas pada terjadi di kelompok barang perhiasan/permata. Penurunannya mencapai US$ 230,1 juta (29,94%) dari US$ 768,5 juta pada Januari 2015 menjadi US$ 538,4 juta pada Februari 2015.

Apakah mungkin demam batu akik di Tanah Air membuat ekspor produk ini menurun cukup drastis?


"Soal pengaruhnya terhadap penurunan ekspor, belum diteliti. Kita biasa teliti emas, perak, atau logam lainnya," kata Suryamin, Kepala BPS, di kantornya, Jakarta, Senin (16/3/2015).


Namun, Suryamin menyadari bahwa saat ini Indonesia tengah dijangkiti demam batu akik. "Industrinya juga ada," ujarnya.


Ramainya para 'pemain batu' di dalam negeri, tambah Suryamin, bisa jadi merupakan faktor penyebab turunnya ekspor kelompok barang perhiasan ini. Sementara untuk merambah pasar ekspor butuh waktu, sehingga para produsen lebih suka menjualnya di pasar domestik.


"Ada faktor ramainya batu di pasar dalam negeri, itu sudah bisa kelihatan. Sedangkan pasar luar perlu waktu lama," tuturnya.


Namun, Suryamin kembali menggarisbawahi butuh kajian untuk memastikan hal tersebut. Harus dilihat terlebih dulu apakah 'demam' ini bisa bertahan dalam beberapa waktu ke depan.


"Soal batu ini belum bisa dilihat 1-2 bulan. Belum diteliti secara detil," kata Suryamin.


(hds/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com