Siang ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima mantan direktur Japan Gasoline Co Yoshihiro Shigehisa di kantor wapres terkait penjajakan Investasi kelistrikan Indonesia, Rabu (18/3/2015).
Kepala Staf Ahli Bidang Ekonomi Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengatakan JGC merupakan perusahaan Jepang yang sudah 40 tahun berdiri di Indonesia. JGC ingin memperbesar usaha-usahanya di Indonesia ini termasuk di bidang pembangkit listrik.
"Akan memakai batu bara kita sama sekali tidak berguna. Kualitasnya rendah untuk dibikin minyak dan langsung dibikin listrik," kata Sofjan.
Sofjan mengatakan pihak JGC berencana akan membangun pembangkit listrik 1.000 MW secara terpisah dan bertahap. Hal ini sejalan dengan program pemerintah membangun pembangkit 35.000 MW dalam 5 tahun ke depan.
"1.000 MW itu lokasi paling besar dia ingin lakukan di Indonesia Timur, di Papua. Dia mulai buat itu pembangkitnya di Sorong. Awalnya di Sorong dengan memakai batu bara yang rendah itu," kata Sofjan.
Sofjan mengatakan selama ini batu bara low rank banyak tak dipakai dan tak laku diekspor. Adanya teknologi yang ditawarkan JGC, akan sangat membantu pembangunan infrastruktur listrik di Indonesia Timur.
"Dia ambil dari sana (Papua) juga, daerah-daerah sana karena itu batu bara sama sekali nggak dipakai, terlalu rendah kualitasnya untuk dieskpor," katanya.
Sementara itu, Associate Director of JGC, Presiden Direktur PT JGC Coal Fuel Tetsuo Fujita mengatakan investasi JGC mengatakan secara bertahap akan dibangun pembangkit dengan kapasitas 50 MW, nilai investasinya sekitar US$ 200-300 juta.
(hen/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com