Tol Bintaro-BSD Ramai, Pendapatan Nusantara Infrastructure Melonjak

Jakarta - PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) membidik target pendapatan hingga 35% di tahun 2013 ini. Selama tahun 2012 pendapatan perseroan telah mencapai Rp 270 miliar.

"Kita konsisten dalam mengembangkan infrastruktur nasional, Nusantara Infrastructure mencatat kinerja yang positif di awal 2013. Peningkatan bisnis terjadi di semua lini bisnis kami, mulai dari sektor jalan tol, pelabuhan, air dan renewable energy," kata Direktur PT Nusantara Infrastructure, Danni Hasan dalam siaran persnya, Minggu (9/6/2013).


Total aset Perseroan tumbuh 20,03% (yoy) dari Rp 2,019 triliun menjadi Rp 2,424 triliun hingga Maret 2013. Sementara pendapatan Nusantara Infrastructure pada akhir maret 2013 mencapai Rp 68,7 miliar, tumbuh 5,26% (yoy) dibandingkan periode yang sama di 2012 yang tercatat sebesar Rp 65,3 miliar.


Keempat ruas jalan tol yang dimiliki dan dikelola perseroan adalah tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (BSD), Jakarta Outer Ringroad (JORR) W1 Kebon Jeruk-Penjaringan, Ruas Tol Seksi Enam (JTSE) dan tol Bosowa Marga Nusantara (BMN) - Makassar – menunjukkan kinerja yang prima. Volume kendaraan tercatat pada akhir 2012 tumbuh 12% menjadi 78,25 juta trafik kendaraan.


Selain sukses mengelola jalan tol, Perseroan juga memperluas bidang usahanya ke sektor infrastruktur lain.


Untuk sektor air bersih, melalui PT Potum Mundi Infranusantara, Perseroan mengakuisisi 51% saham PT Tirta Bangun Nusantara (TBN) bersama dengan PT Enviro, mengeksekusi 28% saham PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM), PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) untuk melakukan konversi atas pinjaman Perseroan kepada DCC menjadi setoran modal sebanyak 51%, yang dimana DCC adalah perusahaan yang memiliki konsesi untuk membangun dan mengelola instalasi air bersih di Kawasan Industri Medan (KIM).


"Pada akhir tahun 2013, pendapatan perseroan diperkirakan akan naik mencapai 35% dari pendapatan sebesar Rp270 miliar yang diperoleh pada tahun 2012," tambah Danni Hasan.


"Hal ini dimungkinkan bila perseroan berhasil menambah kepemilikan pada salah satu anak perusahaan di bidang air, yakni TKCM menjadi diatas 51% sebelum akhir tahun," tuturnya.


Perseroan kemudian berhasil mengembangkan portfolio usaha sektor pelabuhan dengan mengakuisisi 39% saham dari PT Intisentosa Alambahtera (ISAB) melalui anak perusahaan PT Portco Infranusantara (Portco) untuk pengelolaan pelabuhan Panjang di Lampung.


Sementara pada sektor energi, masuknya PT Energy Infranusantara (EI) ke PT Inpola Meka Energi (IME) dengan mengambil 45% saham IME. IME adalah sebuah perusahaan yang berpusat pada pengembangan Mini Hydro Power Plant (PLTA mini hidro) di Lau Gunung, Tanah Pinem, Kabupaten Dairi di Provinsi Sumatera Utara.


Transaksi ini dapat menjadi preseden awal menguatnya ketertarikan asing terhadap anak-anak perusahaan infrastruktur, sehingga dapat memperkuat struktur permodalan masing-masing anak perusahaan. Hal ini juga dikuatkan oleh fakta yang menguatkan bahwa dalam dua tahun terakhir ini, terjadi peningkatan minat asing untuk melakukan investasinya di bidang Infrastruktur di Indonesia.


Pada Bulan Februari 2013 Cap Asia sebuah perusahaan investasi swasta yang mengkhususkan diri pada sektor investasi infrastruktur di Asia Tenggara, ikut memperkuat anak perusahaan perseroan yang bergerak dibidang Jalan Tol yaitu PT Marga Utama Nusantara. Melalui Robust Pty Ltd, Cap Asia menjadi pemilik 20% saham MUN yang baru diterbitkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 545 Miliar. Kerjasama ini diharapkan akan mampu mendorong tercapainya sinergi dan kinerja yang optimal dalam upaya pencapaian peningkatan performa Perseroan.


(dru/dru)