Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, produksi minyak dalam negeri sempat mencapai 1,6 juta barrel per hari, namun menurun hingga saat ini produksi minyak RI hanya mencapai 840.000 barrel/hari.
"Kita masih membutuhkan minimal 2 refinery. Dari 1,6 juta barel yang pernah kita capai, hanya menambah 2 refinery, ini kita bisa catch up dan meningkatkan (produksi)," kata Hidayat saat membuka acara Deklarasi dan Seminar Forum Ekonomi Jabar di Ballroom Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2013).
Hidayat mengatakan, setidaknya untuk membuat 2 proyek besar tersebut dibutuhkan investasi sebesar US$ 23 miliar. Dua investor dari Kuwait dan Arab sedang melakukan perundingna dengan pemerintah.
"Sekarang perundingannya masih di Kementerian Keuangan," katanya.
Lebih lanjut Hidayat mengandalkan Menteri Keuangan yang baru, Chatib Basri untuk dapat melakukan perundingan dan negosiasi dengan lancar. Sehingga, 3 tahun lagi, Indonesia akan mencapai produksi minyak seperti yang ditargetkan, juga ditambah multiplier effect yang ditimbulkan.
"Mudah-mudahan menteri yang baru ini tidak cepat menyerah untuk melakukan negosiasi dengan cepat dan cerdas. Sehinggga 3 tahun lagi, kita akan punya suplai minyak untuk pertamina di samping itu ada industri yang tumbuh, petrochemcial," jelasnya.
(zul/ang)
