Harga Jengkol Melonjak Hampir 90% Dalam Dua Pekan

Jakarta - Harga jengkol terus merangkak naik sejak 2 minggu terakhir. Bahkan di Jabodetabek, harga jengkol sudah menembus angka Rp 50.000-60.000/kg. Padahal normalnya harga jengkol hanya Rp 6.000-8.000/kg.

"Kenaikan harga jengkol sudah terjadi sejak 2 minggu yang lalu. Harga jengkol sudah tidak masuk di akal. Ini harga sangat naik bertingkat-tingkat. Awalnya itu normalnya hanya Rp 6.000-8.000/kg tetapi sekarang di Jabodetabek sudah Rp 60.000/kg," tutur Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia Ngadiran saat dihubungi detikFinance, Kamis (6/6/2013).


Tidak hanya itu, suplai jengkol dari beberapa sentra produk jengkol sangat minim. Biasanya jengkol didatangkan dari Pulau Sumatera dan Banten serta Cianjur, Jawa Barat.


"Stok minim dari Lampung, Padang hingga Palembang. Banten dan Cianjur juga sangat terbatas. Sehingga menyebabkan jengkol langka di pasaran Jabodetabek," katanya.


Menurut Ngadiran penyebab tingginya harga jengkol disebabkan oleh belum panennya jengkol di beberapa sentra produksi jengkol.


"Harga jengkol melejit naik karena disebabkan murni iklim. Saat ini jengkol belum memasuki musim panen, artinya kalau masuk musim panen harganya pasti anjlok," jelasnya.


Sementara itu, pantauan detikFinance di Pasar Sungai Bambu Jakarta Utara tidak menemukan satupun penjual jengkol. Beberapa pedagang beralasan harga jengkol mahal dan stok di Pasar Induk Kramat Djati sangat terbatas.


"Tidak ada yang jual jengkol, harganya mahal dan stok di pasar induk sedikit sekali," sahut para pedagang sayur Pasar Sungai Bambu.


(wij/ang)