Dolar AS Tembus Rp 10.000, Harga Produk Elektronika Bakal Naik 5-10%

Jakarta - Dampak penguatan dolar terhadap rupiah hingga tembus Rp 10.000 dipastikan akan mengerek harga jual produk elektronika di tingkat konsumen. Produsen elektronika mulai ancang-ancang menaikkan harga namun masih menunggu waktu yang tepat.

Misalnya produsen elektronika lokal, Polytron masih mempertimbangkan dampak persiapan masyarakat yang akan menghadapi Lebaran. Namun pihak Polytron, sudah melakukan perhitungan potensi kenaikan harga barang elektronika hingga 5-10%. Alasannya karena banyak komponen elektronika yang diimpor dalam mata uang dolar AS.


Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi Santo Kadarusman mengatakan, dampak penguatan dolar akan mempengaruhi kenaikkan harga produk elektronika. Selain itu, biasanya juga jika ada kenaikan BBM dan ,enjelang Pemilu juga akan terjadi potensi kenaikan harga.


Santo mengatakan kondisi tersebut membuat pihak Polytron bingung karena jika harga naik dikhawatirkan berpengaruh pada penjualan, namun kalau tidak naik maka pihaknya tak bisa mendapat keuntungan.


"Kalaupun naik, belum tentu dalam waktu dekat dan belum tentu naik dipukul rata, jadi tergantung produknya, biasanya naik harganya sekitar 5-10%," katanya kepada detikFinance, Rabu (17/7/2013)


Seperti diketahui nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai terbiasa berada di level Rp 10.000. Bank Indonesia (BI) menetapkan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di level Rp 10.040.


Seperti dikutip detikFinance dari situs BI, Rabu (17/7/2013), dolar AS terus menguat terhadap rupiah dalam 16 hari belakangan.


Dolar AS sejak 1 Juli 2013 terus menguat terhadap rupiah dari level Rp 9.929 per dolar AS ke level Rp 9.980 per dolar AS.


Dolar AS kini berada di atas Rp 10.000 sejak dua hari kemarin dari level Rp 10.024 dan kini ke level Rp 10.040 per dolar AS.


(hen/dnl)