Bila Berlarut-larut, Kegaduhan KPK-Polri Bisa Pengaruhi Ekonomi RI

Jakarta -Dunia hukum dan politik nasional sedang gaduh karena hubungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian RI yang agak memanas. Bila situasi ini berlarut-larut, maka dikhawatirkan akan berdampak ke perekonomian Indonesia.

David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia (Tbk), menilai sejauh ini sentimen dari menegangnya hubungan KPK dan Polri belum banyak berpengaruh. Sebab, pasar tengah dilanda euforia karena guyuran stimulus senilai 1 triliun euro atau Rp 15.000 triliun dari bank sentral Uni Eropa (ECB).


Stimulus dari ECB membuat bursa saham dunia ramai-ramai menguat, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan. Kemarin, IHSG berhasil ditutup di posisi 5.323,88 poin yang merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.


Namun, lanjut David, begitu euforia ini berakhir maka investor kembali memperhatikan situasi di dalam negeri. Kegaduhan KPK dan Polri bisa menjadi sentimen negatif di pasar.


"Kisruh sejak Pemilu kemarin adalah persoalan politik, ini juga menjadi concern. Kondisi terakhir ini memiliki pengaruh (negatif) kalau terus berlanjut," kata David kepada detikFinance, Sabtu (24/1/2015).


Namun, David memperkirakan pada perdagangan Senin (26/1/2015) nanti euforia stimulus ECB masih akan mendominasi pasar sehingga bisa saja IHSG kembali menguat. Oleh karena itu, dia berharap kegaduhan KPK dan Polri bisa segera selesai agar investor tidak melihatnya sebagai sentimen negatif.


"Senin nanti, market regional masih tertuju dampak kebijakan dari sentral bank Eropa. Kita melihat akhir minggu lalu hampir semua mata uang dan bursa menguat terhadap euro dan dolar. Mereka tanggapi positif stimulus yang besarnya lebih tinggi dari perkiraan," kata David.


(feb/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com