Investasi Rp 10 T di Kazakhstan, Perusahaan RI Buka Pabrik Ban Hingga Mi Instan

Jakarta - BUMN dan perusahaan swasta Indonesia berencana melakukan investasi hingga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 10 triliun di Kazakhstan. Sektor-sektor yang dibidik adalah farmasi, migas, perbankan, infrastruktur, makanan, logistik, transportasi, hingga manufaktur.

Hal ini disampaikan Menteri Perekonomian Indonesia Hatta Rajasa usai bertemu delegasi Kazakhstan yang diketuai Menteri Perekonomian Kazakhstan Yerbolat Dossaev di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (21/8/2013).


"Kita menargetkan untuk semuanya berkisar US$ 500 juta-US$ 1 miliar," ucap Hatta.


Hatta mengatakan, pembahasan kerjasama kedua negara akan dilanjutkan di Kazakhstan saat diselenggarakan pertemuan bisnis antara 2 negara pada awal September mendatang.


Perusahaan Indonesia yang akan masuk ke Kazkhstan antara lain PT Indofood Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Indofarma Tbk, dan perusahaan swasta lainnya. Misalnya perusahaan ban asal Indonesia akan mendirikan pabrik ban di Kazakhstan kemudian bahan bakunya didatangkan langsung dari Indonesia, atau Indofarma yang berencana mendirikan pabrik obat.


"Kita bisa memanfaatkan pasar Rusia economic integrity. Penting kita investasi ban, karena kita bisa mengekspor karet alam jadi tidak tergantungan karet sintetis. Asia Tengah sedang berkembang, Kazakhstan tumbuh pesat. Pertamina akan masuk, bisa mendapatkan konsesi menambah cadangan yang di Indonesia mulai menurun," sebutnya.


Selain itu ada juga pabrik mi instan yang akan didirikan Indofood di Kazakhstan, karena negara ini kaya bahan baku mi instan yaitu gandum. Disebutkan Hatta, perusahaan asal Kazakhstan juga akan membidik bisnis pertambangan dan produk turunan kelapa sawit di Indonesia. Besaran investasi antara kedua negara ditargetkan tidak jauh berbeda.


"Kazakhstan mendorong untuk turunan palm oil, mereka kuat di smelter," terangya.


Dikatakan Hatta, perdangan antara kedua negara bisa menembus angka US$ 100 juta pada tahun 2017. Hal ini diperkuat dengan peningkatan nilai perdangan selama 5 tahun terakhir. "Dari 2008-2012 kenaikan 2 kali lipat dari US$ 34 juta jadi US$ 64 juta," tegasnya.


(feb/dnl)