Kemenkeu: Kondisi IHSG dan Rupiah di 2008 Lebih Parah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok pada penutupan perdagangan sore hari, demikian juga dengan nilai tukar rupiah tehadap dolar AS. Kementerian Keuangan menyatakan, kondisi ini bukan yang pertama kali.

Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang Brodjonegoro mengatakan, di 2008, baik IHSG maupun rupiah anjlok lebih parah.


"Kondisi ini kan bukan pertama kali ya. Paling bisa kita lihat 2008, di 2008 kondisinya seperti ini, nilai tukar rupiah melejit, sahamnya turun lebih parah dari sekarang. Surat utang negara juga yield-nya tinggi," ungkap Bambang di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (20/8/2013).


Sore ini IHSG meluncur tajam 138,535 poin (3,21%) ke level 4.174,983. Sementara rupiah hari ini sempat menyentuh posisi tertinggi yaitu di level Rp 10.855 per dolar AS.


Menurut Bambang, harus ada posisi dan kebijakan yang tepat dalam menghadapi kondisi memburuknya pasar keuangan. Saat ini, Bambang menilai, masih ada ketidakpastian perekonomian global yang sangat menentukan kapan keputusan harus diambil.


"Sedangkan ini ketidakpastian kapan berakhir atau kapan penarikan stimulus (bank sentral AS The Fed) dilakukan. Ini yang membuat tidak pasti dan bergerak terus, sehingga begini, saham kan turun. Tapi kan mungkin sebagian investasi saham yang ditarik itu masuk SBN (surat berharga negara), karena kalau dilihat kepemilikan asing di SBN masih stabil. Investor lagi cari posisi karena ada ketidakpastian global," ujarnya.


Kemudian, fokus juga tetap dilakukan terhadap persoalan defisit transaksi berjalan (current account defisit). Diharapkan ada perubahan pada triwulan III mendatang, sesuai dengan prediksi BI.


"Selain itu, mereka juga konsen ke current account defisit. Karena itu pemerintah akan address serius masalah ini supaya pada triwulan 3 ini sesuai prediksi BI. Di sisi lain, kita jaga kalau terjadi gejolak di pasar, stabilitasnya yang kita jaga bukan harus rate, segini IHSG sekian, kita jaga volatilitas dikurangi," sambung Bambang.


(mkl/dnl)