OJK Dianggap Lebih Pro Perbankan Ketimbang Pasar Modal

Jakarta - Para pelaku pasar modal menilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih 'memihak' ke sektor perbankan. Padahal cakupan OJK di industri keuangan sangat luas, termasuk mengurusi pasar modal.

Selama ini pihak OJK dianggap hanya fokus mengurusi masalah-masalah perbankan, sementara pasar modal dikesampingkan.


Chief Economist & Director for Investor Relation PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, seharusnya OJK lebih agresif lagi dalam memperhatikan perkembangan pasar modal di Indonesia. Saat ini, baik investor maupun emiten di pasar modal dinilai masih sangat minim.


"Kita lihat OJK, mereka hanya mementingkan perbankan, kebijakan-kebijakan perbankan selalu didahulukan, sementara pasar modal kan begitu-begitu saja," kata Budi saat acara Halal Bihalal Bahana dan Market Update di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (21/8/2013).


Budi menjelaskan, selama ini kebijakan-kebijakan mengenai pasar modal oleh OJK sepertinya kurang diindahkan, terkesan dikesampingkan. Padahal, kata dia, ekonomi Indonesia saat ini harus lebih agresif dalam hal investasi bukan lagi menabung.


"Kebijakan-kebijakan pasar modal dan edukasi-edukasi terkait pasar modal kan harusnya lebih digemingkan gitu biar masyarakat pada ngerti jangan hanya perbankan, nabung lagi nabung lagi," kata Budi.


Campur tangan OJK, Budi menambahkan, sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di Indonesia. Selain akan bisa meningkatkan investor juga akan mampu menarik perusahaan untuk bisa melantai di bursa lebih banyak.


"Sekarang lihat masyarakat kita berapa banyak yang ngerti investasi, sangat minim. Emiten-emiten yang masuk pasar modal juga masih sedikit," ujarnya.


(drk/ang)